NENEK BUTA YANG SELALU BERJAMAAH DI MASJID

Saya mendapatkan cerita ini dari guru saya, ketika itu ada teman saya ketika di masjid waktu berdoa malah ramai sendiri, dan guru saya melihatnya. Akhirnya guru saya menghampiri anak tersebut dan menasihatinya dan menceritakan cerita berikut ini.






          Alkisah ada seorang nenek tua yang kedua matanya buta. Nenek tersebut hidup sendirian dirumah, tidak ada yang menemani. Namun nenek ini sungguh luar biasa, ia selalu berangkat ke masjid untuk salat jama'ah 5 waktu. Mulai dari shubuh , dhuhur, ashar, maghrib, isya' ia selalu berjamaah di masjid.

          Hingga suatu hari ia mendengar suara iqamah dari masjid, ia lalu bergegas berangkat ke masjid dengan membawa tongkatnya. Namun di tengah-tengah perjalan, tiba-tiba terasa tetesan-tetesan air hujan. Ia pun menambah kecepatan berjalannya ke masjid agar tidak kehujanan. Karena tergesa-gesa, ia tidak berhati-hati dan tersandung batu lalu kepalanya terbentur. Lalu ia memegang kepalanya, terasa ada sesuatu yang basah dan terasa sakit. Ternyata kepalanya berdarah. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanan ke masjid. Setelah sampai di masjid, para jamaah menolong nenek tua tersebut.

          Sungguh luar biasa, keesokan harinya saat shubuh ia tetap pergi ke masjid untuk melaksanakan salat jamaah. Di perjalanan, ia bertemu dengan seorang anak kecil yang menawarkan diri untuk mengantarnya ke masjid. Anak kecil itu berkata, "Nek ? Ayo saya antar ke masjid." kata anak tersebut. Sang nenek pun menerima tawaran itu. Dan sampailah nenek tersebut di masjid. Ketika salat jamaah berakhir, anak kecil tersebut mengantarkan nenek itu lagi untuk pulang. Dan sampailah sang nenek di rumahnya. Anak kecil tadi langsung pergi.

          Keesokan harinya, anak kecil tersebut mengantarkan nenek itu lagi ke masjid serta mengantarkannya pulang juga. Begitu pula dengan keesokan harinya dan keesokan harinya lagi. Hingga pada hari ke-7, atas rasa terimakasihnya sang nenek ingin memberikan sesuatu, "Nak, terimakasih sudah selalu mengantarkan nenek berangkat dan pulang dari masjid, nenek hanyalah seorang yang miskin, tapi nenek punya sebuah handuk yang masih baru dan bagus, belum pernah nenek pakai handuk tersebut, terimalah handuk ini nak" dan anak kecil itu menjawab, "sudah nek gak usah, terimakasih." Lalu anak kecil itu pergi.

          Hari ke-9, sang nenek menawarkan jatah makannya. Sang nenek ini selalu mendapatkan makanan dari tetangganya, "Nak, ini nenek punya makanan untukmu, kebetulan nenek hari ini puasa, makan ya ?" Lalu anak kecil tersebut menjawab, "sudah nek gak usah, terimakasih." Lalu anak kecil itu pergi lagi. Hari ke-11, sang nenek lagi-lagi menawarkan sesuatu ke anak tersebut, "Nak, nenek punya uang, tapi uangnya tidak terlalu banyak, terimalah nak" dan anak tersebut menolaknya lagi. Di dalam hatinya, nenek berpikir bahwa anak tersebut adalah anak orang kaya, sehingga hadiah-hadiah yang diberikan nenek tersebut selalu di tolaknya karena ia sudah berkecukupan.

          Hari ke-13, sang nenek berkata kepada anak kecil tersebut, "Nak, aku tau bahwa kau adalah anak orang kaya, kau kuberi barang apapun tidak mau, kali ini nenek hanya bisa memberikan do'a supaya kamu dimudahkan urusan di dunia dan diakhirat, dan semoga kamu menjadi anak yang baik." anak kecil tersebut menjawab, "Tidak usah nek, terimakasih." Sebelum anak itu pergi, di peganglah dengan erat tangannya oleh nenek tersebut dan berkata, "Nak !! aku tau engkau anak yang kaya sehingga engkau aku beri barang apapun tidak mau. Tapi akal sehatku tidak bisa menerima kalau kau di beri do'a baik tidak mau !! katakan , sebenarnya siapa engkau !!?" Anak kecil tersebut menjawab, "Nek ! saya sebenarnya adalah Setan , saya selalu mengantarkan nenek ke masjid karena saya di cambuk oleh tuan saya karena nenek saat itu terjatuh dan kepalanya berdarah. Ketika nenek terjatuh dalam perjalanan ke masjid, gurgulah setengah dosa nenek, dan apabila nenek jatuh lagi, nenek akan masuk surga tanpa hisab !!"

Moral :
Sebagai seorang muslim, kita haru mencontoh nenek ini. Nenek yang matanya buta saja selalu melaksanakan salat jamaah di masjid. Bagaimana dengan kita yang masih diberi kesempurnaan fisik ? Dan saat orang lain mendoakan kita atau kita sedang berada di masjid di ajak berdoa, hendaklah kita mendengarkan dan mengatakan, "Aamiin." Jika kita di masjid ketika berdoa malah ramai sendiri atau mengobrol dengan teman kita, maka kita tidak ada bedanya dengan Setan.

Sekian dari saya, wassalamu alaikum wr. wb.

0 komentar:

Posting Komentar